Oleh: Ki Umar Jogja | 24 Mei 2018

Ilmu Suwung

Secarik catatan diskusi di Grup WA Pewaris

ILMU SUWUNG

Kondisi hening, suwung. Begitulah awal mula manjingnya (terjadinya) hal ghaib. Jika dilatih dengan sering bermeditasi akan lebih mudah masuk dimensi alam lain. Mohon jangan diartikan sempit, arti alam lain bukan hanya alam JIN. Sebab terminal yang ingin dicapai dari meditasi / tafakur bukanlah alam JIN.

Kang Hambali merepost kembali jawaban Ki Umar Jogja mengenai “suwung”. (baca di kolom komentar : Kajian Ilmu Ghoib, 22 Oktober 2010)

Kang Bambang : “Kalau kondisi suwung atau kosong apa tidak kuatir malah dimasuki oleh jin atau anasir negatif lainnya ya kang?

Kang Hambali : “Yah jangan kosonglah.”

Kang Cecep : “Kemarin juga Ki Guru waktu di Mabes membahas tentang *suwung* kangmas. Saya harus belajar banyak dari Ki Guru.” 🙏🙏🙏

Kang Hambali : “Monggo dibabar kang nCep tentang kondisi suwung.

Kang Cecep : “Kalau mengenai yang dipahami, saya juga siap untuk mengatakan/diskusi. Tapi jika hanya sekedar tahu dari orang lain/buku tapi saya belum memahami dan memperaktekan justru malah takutnya sesat dan menyesatkan. Saya lebih baik banyak menyimak. Hehe..”  😁🙏

Seperti kemarin di Mabes saya menceritakan tentang pijat urut-mengurut pada orang yang sakit dan membahas penanganan orang yang kesurupan yang dipadukan doa beserta menekan titik saraf.

Saya meyakini apa yang disampaikan oleh saya, karena saya kurang lebih sudah tau dan beberapa kali mempraktekan sehingga yang dikatakan saya sudah terbukti minimal untuk diri saya pribadi. Jadi yang diceritakan/dibahas ada dasaranya, yaitu dari pengalaman pribadi. 😁🙏🙏🙏

Kang Catur : “Kalau ditempat saya, rumah yang tidak dihuni itu disebut “suwung 🤭

Kang Cecep : “Kalau di Sunda :”Suwung” artinya teu aya (tidak ada).

Kang Hambali : “Pikiran sudah tidak loncat-loncat hanya fokus di nafas apa itu sudah masuk suwung??? Hening kaleee yah..

Kang Wan : “Kalau saya mengartikan nyaman renang damai itu suwung…

Kang Parno : “Kalau tidak salah ingat, saat itu Ki Guru menjawab pertanyaan Pak Bagio ya Kang Cecep. Yang saya tangkap suwung = sudah tidak punya hasrat duniawi. Kemarin yang dicontohkan sosok RM SosroKartono.

Kang Cecep : “Nah iya Kang Parno. Saya juga mendengar seperti itu. Monggo lebih dibabar Kangmas.”  🙏😁

ILMU SUWUNG.

Salahsatu masterguru ilmu ini adalah RMP Sosrokartono.
Ajaran beliau terukir di batu nisannya :

Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji
(Kaya tanpa harta, Sakti tanpa Ajimantra)

Trimah mawi pasrah
(Menerima dengan ikhlas terhadap keadaan yang telah terjadi – tawakal)
Suwung pamrih tebih ajrih
(Tidak mengharap-harap imbalan, tiada rasa takut – miskin/sengsara/kekurangan.)
Langgeng tan ana susah tan ana bungah
(Tetap langgeng (istiqomah) tanpa dihinggapi rasa duka susah, ataupun senang)
Anteng manteng, sugeng jeneng
Diam sungguh-sungguh (tidak banyak bicara yang tidak bermanfaat & berbohong) maka akan selalu selamat, harum namanya.

Sostrokartono mengajarkan tentang Ilmu-ilmu Kehidupan Spiritual yang sejati. Bukan ilmu kesaktian ragawi. Jika jaman sekarang ada banyak orang berprofesi sebagai paranormal dan banyak sarjana Psikologi yang mempelajari ilmu-ilmu jiwa (profesinya jadi psikiater dan psikolog) tapi fokus kehidupan tak jauh juga dari uang / materi saja. Beda dengan Sosrokartono, ia ahli ilmu jiwa dan spiritual yang sejati, sebab ia betul-betul menjauhi kenikmatan duniawi, meskipun diakui sebagai orang jenius oleh dunia internasional, PBB & Ir.Soekarno pun mengakuinya, namun ia tidak silau dengan harta dan jabatan. Beliau telah mencapai maqam Suwung. (Ki Umar Jogja)

—o0o—

Sanggar Maya Rasa Sejati, 8 Mei 2018


Silahkan Bertanya & Berdiskusi dengan Sopan :

Kategori