Ilmu Rajah :
Tidak Sembarang Menulis
Segala macam rajah yang ditulis untuk dijadikan azimat pasti ada syarat / lelakunya. Lelaku itu bisa bermacam-macam, misalnya dengan berpuasa, berdzikir (membaca doa-doa tertentu: aji-mantra), riyadhoh, rajin sembahyang, semedhi (meditasi), dan lain sebagainya yang intinya adalah mengekang hawa nafsu – mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan terdapat pula syarat lelaku yang ekstrem seperti memakai tumbal, darah, dan ritual penyembahan syetan. Yang terakhir itu tadi biasanya dilakukan oleh para penganut aliran sesat.
Dari ritual lelaku pengekangan diri tersebut akan memancarkan energi ruhani. Daya pancarnya sampai kepada tulisan yang akan dibuat. Sedangkan Rajah/azimat yang tidak ditirakati (tidak didasari oleh lelaku) jelas tidak ada perbawa atau kekuatannya sama sekali.
Dalam pembuatan azimat (penulisan Rajah) juga memiliki kaidah-kaidah tertentu. Jadi tidak sembarang menulis. Dibuat pada waktu yang baik, arah pandangan yang baik dan dilakukan dalam suasana yang khusyuk. Bahkan tulisan harus benar, misalnya dalam Rajah Hijaiyah maka huruf yang berlubang harus ditulis berlubang, contoh hurufnya mim, wawu, aiin dll.
Dalam sebagian banyak Rajah terdapat juga syarat-syarat khusus misalnya memakai tinta yang beda warna, memakai campuran minyak, campuran darah, diuapi dengan kayu gaharu / kemeyan atau yang lainnya.
Semua tata cara penulisan Rajah tersebut tidak sama antara rajah satu dengan yang lainnya. Maka bila akan membuat Rajah pahami benar syarat-syaratnya, sehingga nantinya Rajah itu akan dapat memancarkan energi mistis.
(bersambung..)
Ki UmarJogja
Rasasejati.wordpress.com
Lanjutkan ki?
Bguz bgt tULisan y?
By: Erwan on 4 Desember 2010
at 11:34 pm
Assalamualaikum Wr. Wb.
Semoga Allah SWT selalu memberikan karomah serta hidayahnya kepada ki,
Amin ya Robb….
Salam kenal ya ki,
Maaf sebelumnya, tanpa maksud apa-apa, saya hanya minta sedikit pengetahuan ki
mengenai ilmu rajah.
Dulu saya pernah di rajah pada punggung saya oleh teman yang mengerti masalah
metafisika, dan kebetulan beliau seorang santri, dan beliau memberikan saya
amalan :
bumi…
waja….
hidu….
la hawla…
(maaf nggak lengkap)
dan beliau hanya memberitahu akan berguna buat saya, intinya ki …
saya ingin tau, asma apakah itu ? dan bagaimana menggunakannya ?
demikian ki, semoga ki umar dapat memberikan pengetahuannya kepada saya,
kurang lebih saya haturkan matur nuwun sanget dan mohon maaf yang sebesar-
besarnya kalau pertanyaan ini kurang berkenan…
wassalam…
By: Agus on 29 Mei 2011
at 10:54 am
Wa alaikum salam wrwb
Sepertinya rajah tuah Kekebalan dan keselamatan.
Mengenai tatacara menggunakannya tentu teman anda itu lebih tahu. Monggo, silahkan konsultasikan kepadanya.
Nuwun
By: Ki UmarJogja on 30 Mei 2011
at 6:07 pm
ki izin tuk mengamalkn nya
By: zezen noor on 3 Oktober 2011
at 5:53 pm
Ki Cara Menggunakan / Menyimpan Rajah Bagaimana?
By: byan goenawan (@Mas_Boss) on 25 Oktober 2011
at 8:39 pm
Salam
Tergantung jenis Rajahnya. Misalnya Rajah pengobatan biasanya dilunturkan dengan air atau ditempelkan dibadan dsb. Ada Rajah yang dipasang di tangan / punggung dll. Cara menyimpan secara umum cukup ditaruh ditempat yang aman dari kotoran / hadast & jauh dari jangkauan anak kecil, meski demikian tidak perlu diagung-agungkan secara berlebihan, nanti malah dianggap syirik.
Nuwun
By: Ki UmarJogja on 5 November 2011
at 12:32 pm
ki umar,assalamu’alaikum w.w
saya nohon petunjuk dan bantuannya ki…..saat ini saya sedang dalam kesulitan keuangan karena terlilit hutang.sering saya tergoda untuk mengikuti pesugihan biar cepat dapat uang tuk melunasi semua hutang2 saya.saya mohon ditunjuki jalan. apa ada yng salah dalam diri saya ki…dan apa yg harus saya lakukan…atas kemurahan hati aki sya haturkan banyak terima kasih…nama saya adil amri .nama ibu syamsidar.
By: adil amri on 17 November 2011
at 12:53 am
Assalamu’alaikum, Wr,Wb
Teriring salam dan do’a semoga Ki UmarJogja dan keluarga beserta seluruh keluarga besar RasaSejati dlm keadaan sehat wal’afiat dan senantiasa dlm lindungan Allah SWT. Amiin
Perkenankan kami utk dpt menjadi Pewaris keilmuan Ki Umar, agar kiranya kami dpt lbh memahami sekaligus dpt mengamalkan keilmuan yg dimiliki Ki Umar khususnya ttg Ilmu Rajah.
Demikian yg dpt kami sampaikan. Mhn maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu’alaikum, Wr,Wb
By: Gus Ian on 18 November 2011
at 6:49 pm
Setuju ki umar ……. Klo ingin lebih jelas lihat kitab hikmah syeih ‘aly Aby khayyillah almarzuqi almagroby yang di sebut kitab jawahirul lama’ah
By: jafar shodiq on 23 Januari 2012
at 6:52 pm
ki sy pny rajah pngasihan,,tp tanpa sngja wktu sy usapkan ke wajah ada yg basah sedikit,apakah mengurangi khasiatnya,
By: andini on 22 Agustus 2012
at 12:03 am