PERIHAL NIAT
Artikel ini untuk menjawab sdr.X yang dikirim ke email Rasa Sejati, perihal NIAT. Sengaja kami upload disini, karena kami merasa bisa untuk menjawab pertanyaan serupa yang ditulis pada kolom komentar di blog ini.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan “Innama al-a’mal bi al-niyat” : Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya. Hadis ini sangat populer dikalangan muslim. Tanpa sebuah niat maka nilai sebuah perbuatan akan berbeda. Contohnya berwudhu, bila tanpa disertai niat wudhu maka yang dilakukan sama saja dengan membasahi bagian tubuh dengan air seperti halnya mandi atau basah karena tercebur disungai atau basah karena kehujanan.
Sunan Bonang pernah memberikan wejangan tentang niat kepada para muridnya. Termasuk kepada Sunan Kalijaga. Bunyinya :
Heh ra Wujil niyat iku luwih
saking amale ponang akathah
nora basa awata reke
niyating pingil iku
kang gumelar nyananireki
sajatine kang niyat
nora niyatipun
niyating pingil gumelar
niyating sembahyang nora bedaneki
lan niyat ambebegal.
Artinya : “Hei Wujil, niat itu lebih utama dari amalan yang banyak. Niat itu bukan bahasa maupun suara. Niat itu untuk melakukan tindakan yang ada di dalam pikiran. Sesungguhnya yang disebut niat itu bukan pada niatnya, tetapi niat untuk melakukan tindakan yang terungkap. Kalau hanya niat, maka niat sembahyang tiada bedanya dengan niat merampok.”
Maka yang dimaksud dengan niat itu adalah kehendak untuk melakukan sesuatu. Merupakan dorongan untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu. Karena itu niat bukan berupa bahasa atau suara. Artinya niat bukan hanya sebatas ucapan, baik itu ucapan dimulut atau dalam hati. Kalau hanya sebatas ucapan dimulut atau dalam hati, maka itu sama saja antara mengucapkan niat bersembahyang maupun merampok. Niat yang demikian, jelas tidak lebih utama daripada perbuatan.
Niat adalah sebuah tekad. Bilamana anda hendak melakukan sembahyang, sholat atau akan menjalankan ritual puasa, niat memiliki peran yang penting. Bukan sekedar menghafal dan mengucapkan lafal kalimat niat yang berbunyi seperti ini-seperti itu. Bukan seperti itu yang dimaksud dengan niat. Tetapi niat adalah sebuah kehendak untuk melakukan sesuatu yang sudah digagas dalam pikiran. Niat yang sudah direncanakan dan dimantapkan dalam pikiran. Kemudian diwujudkan dalam tindakan amal perbuatan sesuai dengan gagasan yang telah direncanakan.
Misalnya anda telah berniat ritual puasa Mutih 3 hari 3 malam, maka penuhi ritual tersebut atau gagal sama sekali. Tidak bisa ditengah-tengah kemudian bebas makan apa saja (diluar Mutih) dengan berdalih berbagai alasan, kemudian mengatakan telah melakukan ritual Mutih. Maka bilamana memang belum sanggup, maka tata kembali niatnya.
Adapun tentang lafal niat, itu hanya untuk mempermudah saja. Bukan sesuatu yang mutlak harus demikian bunyinya. Boleh saja memakai bahasa apa saja, bahkan hanya sebatas ucapan dalam hati. Sebab inti niat bukan pada lafalnya. Maka jangan terjebak dan dipusingkan dengan lafal niat. Nanti malah tidak segera beramal / bertindak, hanya sibuk mikir lafal niat.
Niat disebut lebih penting daripada amalan yang banyak, bila niat itu merupakan kehendak untuk melakukan sesuatu yang sudah digagas dalam pikiran. Niat semacam inilah yang membedakan perbuatan bajik dan perbuatan jahat. Niat semacam inilah yang disebut dalam hadis : “Niyyatu al-mu’mini khairun min ‘amalihi” : Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya.
Dalam memahami hadis tersebut ada 2 syarat yang harus ada. Yaitu Niat dan Amal. Karena ada juga orang yang salah memahami dan berkata “Kalau begitu lebih baik berniat saja, tidak perlu beramal (berbuat)“. Padahal hadist ini jelas dinyatakan ada amal, ada tindakan. Contoh ada 2 orang yang bersedekah. Orang pertama seorang pegawai biasa berpenghasilan 500 ribu perbulan. Orang kedua seorang Milyader berpenghasilan 1 Milyar perbulan. Keduanya bersedekah, orang pertama bersedekah 10 ribu, sedang sang kaya / Milyader bersedekah 100 ribu.
Jika dilihat dari segi banyaknya uang, tentu amalan si kaya akan lebih besar nilainya daripada si pegawai biasa. Tetapi bila dilihat dari segi niat, mungkin saja nilai di sisi Tuhan yang diperoleh si pegawai lebih banyak dari pada si kaya. Sebab si pegawai memberikan uang sisa yang ada pada dirinya setelah dipotong untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan hidupnya ia masih berusaha menyisakan uang untuk bersedekah. Sedangkan si kaya hanya memberikan 1/10.000 dari lebihan uang dimilikinya. Niat si pegawai bersedekah dengan segenap yang dimilikinya, sedangkan si kaya hanya menolong dari sebagian kecil yang dimilikinya. Dengan memahami kenyataan demikian ini, kita paham bahwa niat lebih utama daripada amalan (perbuatan).
Demikian pula dalam menjalankan ritual puasa. Sebagaimana pernah saya contohkan, ada 2 orang yang dikurung dalam tempat yang gelap. Orang yang pertama adalah seorang narapidana yang masukan dalam sel penjara yang sangat gelap dan tidak diberi makan 1 minggu. Sedangkan orang kedua adalah seorang pertapa (yogi) yang ritual mengurung diri di ruangan gelap atau goa (ritual patigeni), juga tidak makan-minum selama 1 minggu. Keduanya sama-sama menjalani kondisi yang sama, tidak makan-minum dan berada di tempat yang gelap. Tetapi hasil yang dirasakan oleh kedua orang tersebut bisa berbeda. Mungkin si narapidana setelah keluar dari sel tersebut kondisi dirinya semakin payah dan mungkin sudah sekarat. Sedangkan si pertapa, meski badannya lemah tetapi pancaran hidupnya (aura) semakin tajam dan sakti.
Niat dalam sebuah amal perbuatan (tindakan) memang memiliki peran yang besar. Tanpa sebuah niat, apa yang anda lakukan selama berpuasa (tidak makan-minum), sama saja dengan orang tidak makan-minum karena kelaparan. Tanpa sebuah niat, apa yang anda lakukan selama ritual tidak tidur (melek) akan sama saja dengan begadang saat bermain judi atau bermain. Tanpa sebuah niat, amal perbuatan bisa jadi tidak bernilai, tiada memberi faedah (khasiat), hanya membuahkan sia-sia. Tentunya niat bukan sekedar niat. Tetapi wujud nyata dari kehendak pikiran dan hati.
Pahamilah wejangan Sunan Bonang dalam suluk Wujil diatas dengan baik, semoga ada manfaatnya.
Nuwun,
Ki UmarJogja
salam..
betul..setiap perbuatan hendaklah disertakan niat… semoga setiap perbuatan yang baik disertakan dengan niat yang jujur dan ikhlas..
By: Nubuwuah on 6 Desember 2010
at 11:06 am
Setuju dengan Jawaban Ki Umar Jogja
By: ♫One Piece♫ on 6 Desember 2010
at 11:27 am
Lebih terbuka sekarang wawasan saya setelah membaca ulasan ini.
Saya ingat kejadian bulan Ramadhan yg sdh lewat, Puasa sempat batal karena tergoda sajian makanan di siang hari.. setelah batal sajian tsb sdh tdk menarik lagi bahkan sampai saat jadwal buka buasa tidak merasa nafsu / lapar.
Menyesal yang ada setelah mendengar kumandang adzan…
By: Aa Ute on 6 Desember 2010
at 5:16 pm
Punten. mohon ijin nyimak. matur nuwun
By: toto on 7 Desember 2010
at 10:50 pm
ada sekumpulan daran..bila baik maka baik semua, dan sebaliknya…sekumpulan darah tersebut adalah hati….niat dihati untuk ibadah..amin
By: zenzen pencari berkas on 8 Desember 2010
at 8:49 am
dari penjabaran guru kita ki umar tentang niat,saya menangkap sebuah ma’na tersirat kalo niat itu hakekatnya “Rasa ” misalnya : ada 2 org memberikan uang kpd org meminta2,yg satu mmbrikan krn dorongan rasa nimat dlm batin ketika ada yg memuji(riya/RASA SEMU),YG org kedua krn dorongan rasa welas asih(RASA SEJATI)..serupa tpi tak sama…mohon dikoreksi guru !
By: ahmad iskandar on 16 April 2011
at 11:49 pm
Wah mantap, telah dapat memaknai hingga RASASEJATI. Salut 🙂
By: Ki UmarJogja on 24 Agustus 2011
at 12:50 pm
kalo dah niat,tapi gak sesuai tuntunan rosul? Gmana tuh
By: aku on 24 Agustus 2011
at 5:29 am
Contohnya?
By: Ki UmarJogja on 24 Agustus 2011
at 12:53 pm
tulisan yg bagus ki.bener2 nambh pngetahuan sy.soalny terkadang klo pas sholat msh suka cm niat “semu” aja,ujung2jd gak khusuk dh..
sukron ya Ki untk infony
By: Hafizh on 27 September 2011
at 11:35 pm
IKUT TA’ALUM KI……..
By: AYAT on 28 September 2011
at 11:21 pm
IKUT NYIMAK KI……….
By: PANEMBAHAN on 28 September 2011
at 11:23 pm
salam tahiyyatul islam….
maf da yang tau resep buat penyembuhan bronchitis….?
mohon ptunjuknya….
hatur nuhun
By: PANEMBAHAN on 29 September 2011
at 6:16 pm
Salam
Pakai rebusan daun kaki kuda (pegagan).
By: Ki UmarJogja on 1 Oktober 2011
at 10:06 pm
Asalammualaikum
kalau resep obat panu apa ya Ki…
Mohon petunjunya
Nuwun
By: Hamba AllOH on 2 Oktober 2011
at 12:05 am
mohon pencerahanya,,, pada saat melakukan ritual sperti puasa,betah melek itu,,.. kegiatan apa saja yg boleh dilakukan? jika melakukan kegiatan yg membuat kita hanyut kedalamnya sehingga lupa waktu, seprti bermain game,, trs bermain dengan org lain dll,,, apakah itu akan mengurangi hasil dari puasa kita??dan hasil dr niat qt puasa??
By: azis pamungkas on 5 Oktober 2011
at 10:02 pm
Salam
Isilah dengan memperbanyak wirid, sembahyang, tafakur atau meditasi.
By: Ki UmarJogja on 18 Oktober 2011
at 10:43 pm
Alhamdulillah bertambah lg wawasanku tentang masalah niat ini.
terimakasih banyak ki.
By: abdi on 6 November 2011
at 2:40 pm
Salam dan salam para sedulur di blog rasa sejati ini.alhamdulilah…dpt wawasan lgi…maturnuwun Ki Umar….moga moga dijaga kesehatan berserta keluarganya dari Aloh Swt.Buat Ki Umar dan sekeluarganya,Al Fatihah 3 x.Amin
By: kriswanto on 11 November 2011
at 7:26 pm
Assalamualaikum ki…. sepurane ki, derek tanklet,, nek wau wonten contoh dua orang yang sama-sama terpenjara yang satu terpenjara karna memang buah dari kesalahan, tapi yang satu lagi terpenjara karena dia memang sengaja menyepi… pertanya’an saya, bagaiman kalau orang yang terpenjara karna kealahan yang di perbuat tadi, dia juga mempunyai niat sebagaiman yang dilakukan oleh orang kedua tadi yaitu orang yang memang sengaja memenjarakan dirinya karna niat?? apakah bisa jadi keduaorang tersebut akan memperoleh efek yang sama ki????
By: fuad on 9 Januari 2012
at 7:14 pm
Bgaomana kunci agar saya bsa istiqomah dlam amal dan mmperoleh kelezatan amal ????
By: santri bejat on 29 Januari 2012
at 1:14 pm
@santri bejat
urun rembug mudah mudah an berkenan, pengalaman saya, belajar dari sedikit, dengan niat membantu, sukur bisa berandai bila kita menjadi orang yang memerlukan bantuan, kemudian bayangkan betapa senangnya orang yang anda bantu, insya Allah, anda akan rindu untuk beramal, meskipun sedikit. walahualam bisawab,
mbok bilih ngaten nggih ki Umar,menawi lepat nyuwun pangapunten, salam kagen sedoyo wargo roso sejati. nuwun.
By: andry yusniarso on 16 April 2012
at 3:48 am
Asskum..Sugeng enjang Ki Umar..saya mohon izin utk mengamalkan segala ilmu yg sdh di ijazahkan oleh Ki Umar dlm blog Rasa Sejati..? prkenalkan nama saya WAGIONO/GIO LUTHAN dari Tanah Jawi Semarang dan tgl lahir saya Minggu Wage 28 Juni 1982,dgn senang hati bila Ki Umar dpt mengizinkan dan merestui,saya brniat utk ikut sbgi salah satu PEWARIS di Padepokan Rasa Sejati yg di asuh oleh Ki Umar..? terucap kata Bismillah dan Alfatiha buat sedulor semua khususny buat Ki Umar,smoga tetap Berkah dan Barokah dlm mnsyiarkan Agama Allah..? Aamien. Wasskum. NB.Mohon dgn sngt utk dpt di Restui dan di bls ke email saya. matursuwon
By: GIO on 30 Januari 2012
at 7:30 am
Assalamualaikum warokhmatullahi wabarokatuhu…
Subhanallah ki……semakin banyak saya membaca wejangan2 mu …saya semakin mengormati mu….mengagumi mu……guru
Semoga اَللّهُ ….melimpahkan rahmat nya…pada ki guru di berikan kesehatan ∂αη panjang umur…..آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ …..
Wassalamualikum warokhmatullahi wabarokatuhu…
By: purwanti rahayu on 30 Maret 2012
at 11:08 am
alhamdulillah trimakasih ki
By: ranu on 15 April 2012
at 12:57 pm
alhamdulillah.. terimakasih
By: rio rizki on 27 April 2012
at 12:04 am
ass wr wb ki umar,kulo nyuwun ijin nderek nglampahi sedanten ngelmu rasa sejati
nepangaken kulo widiyanto,lahir 14 april 1973 dinten sabtu pon matur nembah suwun
By: widiyanto on 28 April 2012
at 4:57 pm
assalamualikum wr wb. watur nuhun. alhamdulillah Setelah mencoba sebagian Ilmu yg aki tulis di Blog ini. alhamdulillah ada sebuah ketenangan Hati yg berbeda setelah mengamalkannya.
saya Rio rizki alam lahir 7 oktober 1988. rio sedang mempunyai cita2. inshaallah testnya di pertengahaan tahun ini. sudah mencoba 2 x tetapi masih belum rizkinya, nanti adalah ke 3 kalinya saya mencoba kembali dan mungkin yg terakhir karena batas umur persyaratan. mohon kiranya aki mendoakan Rio. rio ingin sekali meraih cita2 itu. dan semoga saya menjadi anak yg sholeh serta ditetapkan iman islamnya. amin.
terimakasih banyak sebelumnya.
inshaallah bila ada rizkinya rio ingin menjadi pewaris. amin
walaikumsalam ww.
By: rio rizki on 29 April 2012
at 4:20 am
Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
Ki sya mau nanya,brarti bab niat di sini artinya niat puasa sunah mutlak ya? Dan mf ki,dlu kan sya pernah pasang susuk bwt penglarisan,wibawa,awet muda,ketampanan,tp sya rasa gk ada perubahan,apakah susuk intan yg d tubuh saya ada unsur goibnya ki.trus sya skrg mau mengamalkan ilmu yg ada di blog rasa sejati,mhon pencerahannya ki.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.
By: Turmudin on 15 Mei 2012
at 7:22 pm
assalamualaikum ki umar, mohon ijazah amalan yg pas utk saya ki,agar bisa tampil PD karena sdh puluhan tahun selalu minder,panik.jika di zolimi org mlh gentar
By: TONO on 26 Mei 2012
at 8:30 pm
Salaam.. sekedar sharing ya @sedulur2
ﺎﻤﻧﺇﻭ ﺕﺎﻴﻨﻟﺎﺑ ﻝﺎﻤﻋﻷﺍ ﺎﻤﻧﺇ
ﺖﻧﺎﻛ ﻦﻤﻓ ﻯﻮﻧ ﺎﻣ ﺉﺮﻣﺍ ﻞﻜﻟ
ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺇ ﻪﺗﺮﺠﻫ
ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺇ ﻪﺗﺮﺠﻬﻓ
ﺎﻴﻧﺪﻟ ﻪﺗﺮﺠﻫ ﺖﻧﺎﻛ ﻦﻣﻭ
ﺎﻬﺤﻜﻨﻳ ﺓﺃﺮﻣﺍ ﻭﺃ ﺎﻬﺒﻴﺼﻳ
ﻪﻴﻟﺇ ﺮﺟﺎﻫ ﺎﻣ ﻰﻟﺇ ﻪﺗﺮﺠﻬﻓ
Maksudnya: “Segala amalan adalah berdasarkan niat.
Setiap orang hanya mendapat apa yang diniatkan. Justru, siapa yang
penghijrahannya adalah menuju kepada Allah dan RasulNya, maka penghijrahannya adalah penghijrahan
kepada Allah dan RasulNya. Sesiapa yang penghijrahannya kerana dunia yang bakal diperolehi atau
kerana wanita yang bakal dikawini maka
penghijrahannya adalah penghijrahan
menuju kepada apa yang dingininya”. Hadis Sahih Bukhari dan Muslim
Uraian
Hadis ini membicarakan
tentang persoalan niat
dalam melakukan amalan-amalan.
Niat dari sudut bahasa bermaksud
mensasarkan sesuatu
perbuatan atau hasrat untuk melakukan
sesuatu tindakan. Dari
sudut Syara` ia
bermaksud berhasrat
melakukan sesuatu
serta diringi dengan
perlakuan.
Tujuan berniat
terbagi pada dua.
Pertamanya; bertujuan
membedakan status antara amalan. Ia pula
terbagi dua.
Pertamanya niat yang
bertujuan membedakan
antara amalan adat dan amalan ibadat.
Contohnya untuk membedakan antara perbuatan mandi kerana adat
kebiasaan harian di awal pagi atau kerana mengangkat hadas besar. Kedua, niat yang bertujuan membedakan
antara amalan wajib dan sunat. Misalnya perbuatan memberi harta kepada orang miskin. Adakah ia kerana bayaran zakat atau kerana sedekah yang sunat. Niat akan
membedakan status amalan kedua-duanya.
Keduanya, niat yang bertujuan membedakan
untuk siapa seseorang
itu beramal. Niat inilah yang diberikan contoh oleh baginda dalam hadis. Adakah
seseorang itu berhijrah
kerana Allah? Atau kerana berhasrat mendapatkan dunia? Atau kerana seorang perempuan?
Sebaik penghijrahan
Nabi saw ini, semua orang Islam yang berada di Mekah diwajibkan berhijrah ke
Madinah kerana Madinah telah menjadi negeri Islam dan Mekah pula dahulu adalah negeri kufur. Orang Islam wajib berhijrah dari negeri kufur yang memerangi Islam dan tidak membenarkan
penganutnya beraqidah dan beramal dengan Islam. Justeru itu, para sahabat mula2 keluar berhijrah ke Madinah secara beramai-ramai.
Tetapi apakah niat mereka ketika berhijrah? Niat adalah amalan di dalam hati. Tiada siapa yang mengetahuinya. Justru niat hijrah hanya diketahui oleh Allah. Sekiranya seseorang itu berhijrah dengan hasrat dan niat menuju
redho Allah maka hukumnya di sisi Allah ialah hijrah itu adalah hijrah menuju kepada Allah dan RasulNya. Sebaliknya jika kerana dunia atau perempuan maka hijrahnya tidak mendapat pahala.
Seumpama menanam padi maka rumput akan ikut tumbuh, tetapi sebaliknya, bila menanam rumput maka mana mungkin padi ikut tumbuh? Bila motivasi beramal karena akherat (mengharap ridho Allah) maka dunia akan dapat pula, sebaliknya bila karena dunia maka yg didapat cuma dunia saja..
Wassalam..
By: sirajjuddin on 6 Juli 2012
at 5:05 am
Maturnuwon sanget ulasanipun,menambah keyakinan saya,bahwa niat adalah kehendak yg muncul dari hati yg trdalam,yg tdk bs kita bohongi rasanya,mengalir sangat lembut.matur sembah nuwon
By: Tiang alit on 7 Juli 2012
at 8:55 am