Oleh: Ki Umar Jogja | 13 September 2018

Siraman Ruwat 1 Suro

Ruwatan 1 Sura & Tapa Bisu

Suronan

Malam 1 Suro adakah acara jamasan Keris, Ki Guru? 🙏

Tradisi trah Mataram tidak melakukan Jamasan Pusaka di tanggal 1 Sura Kangmas. Jamas Pusaka dilakukan pada hari Selasa Kliwon di bulan Suro. Bila tidak ditemui Selasa Kliwon maka dilakukan di hari Jumat Kliwon.
Begitulah kebiasaan di keraton Yogyakarta (Mataram) yang juga kita ikuti. Bagi yang ingin menyaksikan proses Jamas Pusaka Keraton Yogyakarta bisa hadir di hari tersebut. Semoga bertambah wawasan.

Adapun malam satu Suro digunakan untuk “Tapa Bisu” (diam / merenung). Di keraton Yogyakarta, tapa bisu ini sambil mengelilingi benteng keraton (Mubeng Benteng) tanpa alas kaki, dipimpin oleh beberapa abdi dalem Keraton. Dulu saya pernah beberapa kali ikut. Suasananya sakral dan mistis sekali saat itu.

Ruwat 1 Sura

Kang Nandar : Otw.. ngumpul di Mabes.

Kang Ahmad : Ijin ikut merapat… Nuwun.

Kang Wan : Ngaputen Ki Guru, regional Tuban belum bisa hadir.. 🙏

Kang Bambang : Wah asyik sekali nampaknya di Mabes RS ini ☺👍�👍�

Kang Arif : Mau ikut.. tapi apa daya jauhhh 😭😭

Tapa bisu

Setelah Acara Siraman Ruwat 1 Sura, dilanjutkan acara Meditasi di pinggir Sungai yang hening, laku Tapa Bisu. Dan diujung acara ada Shaktipat.

Tapa bisu rs

Kang Nandar : Terimakasih Ki Guru atas bimbingannya dan suasana kehangatan keluarga besar Rasa Sejati.

Kang Ibram : Saya sepertinya kehilangan moment yang penting Ki Guru.

Kang Darwin : Assalamualaikum Ki Guru dan teman-teman RS. Mau tanya, pandangan terkait acara sekelompok masyarakat yang melarung kepala kerbau atau kambing hidup bukankah mubadzir?

Dan mengambil kotoran kerbau bule di kirab apakah benar-benar membawa berkah?

Ki Guru Umar Jogja : 1). Istafti ala Qolbika (mintalah fatwa kepada hatimu). Saya yakin anda memiliki pengetahuan agama yang cukup untuk menilai hal ini. Lakukan apa yang anda yakini. Merekapun memiliki keyakinannya sendiri. Kita belajar di Sanggar Maya Rasa Sejati untuk menjadi diri sendiri (ingsun sejati), tidak lagi menjadi orang yang suka ikut-ikutan. Jika hal itu baik bagimu maka ikutilah, bila hal itu tidak-baik maka tinggalkanlah tanpa harus merendahkan, menyinggung atau menjelekkan orang lain. Jadilah pribadi ingsun sejati yang berakhlak baik. Kita jangan suka menghakimi, sebab itu bukan kapasitas kita sebagai sesama hamba (kawula). Allah maha tahu (mana yang lebih benar jalannya) serta hakim yang maha adil.

2. Dalam hal ini ada banyak berkah yang lebih baik daripada kotoran kerbau. Dan kita lebih memilih berkah yang lebih baik itu.

Ambilah berkah dari orang tua, guru dan orang-orang Sholeh. Atau ambillah berkah dari tempat-tempat & waktu yang mustajab untuk berdoa. Atau ambilah berkah dari setiap Asma Allah dan kitab-NYA. Yang dibaca (wirid) maupun yang ditulis (nasyrah/azimat) itu lebih baik daripada kotoran sapi.

Kang Puji : Salam hormat Ki Guru dan sedulur semua. Terimakasih atas jawaban & pendapat Ki Guru dari setiap pertanyaan sedulur selama ini. Sangat bermanfaat bagi saya. 🙏

Iklan

Silahkan Bertanya & Berdiskusi dengan Sopan :

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Kategori

%d blogger menyukai ini: